Masa Muda Adalah Masa Yang Berapi-api, Raun-raun

Misi suci pencarian jati diri #1

Kau yang mulai, kau yang mengakhiri… (Cukup Sekali : Rhoma Irama)

Dua tahun yang lalu saya dan beberapa karib berwacana sebelum mengabadikan diri di selembar foto dengan orang tua sambil memegang toga: minimal sekali naik gunung untuk  berkemah. Mewujudkan wacana berkemah menjadi semacam prihal mengasuh bayi tetangga, susah bukan kepalang. Hal ini disebabkan terlalu banyak pikiran, halangan dan kesibukan.

Hingga pada akhirnya sampai jua wacana itu di titik realisasi. Kami bersepakat pada hari senin untuk berangkat di hari jum’at berkemah di Cidahu, Kabupaten Sukabumi.

Setelah dialektika yang panjang dan seleksi alam yang ketat hanya tersisa 3 orang yang berangkat yang sebelumnya terdiri dari 11 orang kandidat.

Kandidat yang gugur dalam seleksi alam itu adalah:

Tiga orang yang tersisa adalah:

ASP. Anak muda kelahiran yogyakarta yang menasbihkan dirinya dengan the Vignetter dikenal dengan nama kehormatan Casanova.

MER. Kapabilitasnya tak diragukan dalam mengejawantahkan hasil imajinasi melalui uraian warna, goresan, dan bentuk di barisan bita. Obsesif terhadap hal yang berkaitan dengan maturnitas.

Saya. Bujang melayu. Narator di catatan ini.

 

 

 

 

Jum’at, 25 juni 2010 pukul 20.25 WIB di kamar indekost

Kami bersiap-siap berangkat dengan peralatan tempur dalam ukuran yang menurut kami sangat prima.

  • Sandang: Baju ganti, kantung tidur, kaus kaki dan jaket.
  • Pangan: Mi cepat saji 5 bungkus, camilan mirip kerupuk dihancurkan, beras 10 kg, 3 kaleng besar sarden dan air mineral 3 liter.
  • Papan: Tenda satu set dan karpet.
  • Senjata pengaman: 2 kales gas yang mirip bom, satu set kompor gas, 3 panci mini, garam satu bungkus, sebungkus rokok murah, gunting dan racun tikus :mrgreen: .
  • Lain-lain: Sajadah, uang 1 milyar 😆 , minyak kayu putih, obat maag, dan obat sakit kepala.

Semuanya menyatu di dalam 3 tas yang menggelembung tak karuan. Bisa dibilang persiapan ini sangat berbahaya bagi jiwa dan raga tapi kami percaya dengan niat sekuat baja semua akan baik-baik sahaja.

Ada dua pilihan rute yang bisa dipilih untuk ke TKP yang pertama adalah dari Depok naik kereta api –> stasiun Bogor –> naik bis ke Sukabumi.

Pilihan kedua adalah naik angkot –> terminal Depok –> naik bis dengan judul masa muda masa yang berapi-api ke Sukabumi.

Kita sepakat memilih rute kedua, alasannya sudah malam dan asal tahu saja banyak manusia cabul di stasiun Bogor yang setiap malam menunjukkan kemaluannya kepada orang-orang. Melihat kemaluan manusia-manusia cabul ini akan melunturkan semangat kami. Percayalah.

Rute kedua lebih rasional bukan? Ehmm, walau alasannya terdengar seperti dibuat-buat. Biarlah oh biarlah.

 

Pukul 21.00 WIB di terminal Depok

Kau tahu kawan bagaimana suasana terminal Depok malam-malam begini. Wah, menyeramkan:

Malam remang-remang berseliweran bayang-bayang tanpa tergurat entah ekspresi wajah apa yang ditampilkan. Tiada kecerian, yang ada hanya tampang kusam beralih ke kelam. Kabut menyelimuti perlahan menyusup pelan-pelan di jarak pandang kami. Musik kroncong dengan dramatis menyeruak dari warung kopi. Dalam beberapa menit bulu kuduk kami meremang.

Suasana menyeramkan yang sudah terkonstruksi dengan sangat baik ini luntur seketika karena aroma urea yang disiram air dengan sempurna. Amoniak merajalela.

Kami menduga dan berdebat bahwa aroma ini berasal dari air seni anjing yang tentunya dibuang sembarangan atau air seni yang dibuang dengan semena-mena oleh manusia durjana. Pilihan yang sulit karena kami bukan ahli di bidang air seni. 😆

Perdebatan ini disudahi ketika dengan gerak lambat seorang manusia berjalan ke depan sebuah angkutan kota (angkot) pada posisi membelakangi kami. Tangannya perlahan membuka resleting celana, siap tembak dan selanjutnya suara air gemericik merdu membasahi ban angkot. (Boleh jadi ini yang melatarbelakangi mengapa disebut air seni. Boleh jadi karena terdengar merdu ketika turun jatuh ke bumi)

Ia mendesis. Ban angkot mengumpat: durjana, durjana, durjana!

 

Pukul 23.35 WIB  Pertigaan Javana Spa, menuju pintu masuk Cidahu

Seturunnya dari bis jahanam itu hati masih mendongkol. Bagaimana bisa hampir 15 kali di perjalanan terjadi kecelakaan. Hampir kecelakaan lebih tepat. Nyawa kami tinggal setengah.

Bayangkan kawan ketika kau mengalami dan melihat dengan mata kepala sendiri:

1. Mobil yang hampir ditabrak,

2. Motor yang hampir ditabrak,

3. Pejalan kaki yang hampir ditabrak,

4. Binatang berkaki empat yang hampir ditabrak,

5. Binatang berkaki dua yang hampir ditabrak,

5. Makhluk halus yang hampir ditabrak.

Hasil nyata dari hampir menabrak ini adalah rem mendadak yang membuat efek kejut di pembuluh darah, menghentikan kinerja jantung untuk sekian detik.

Ah, sudahlah minum air putih mungkin bisa menangkan. Saya ambil air mineral dalam tas sambil menawarkan pada 2 orang karib di sebelah saya. Mereka menggeleng sambil menunjuk ke depan.

MER berujar bahwa sudah dini hari untuk naik angkot dan jalan kaki dengan jarak 10 km ke pintu masuk Cidahu. Dia menganjurkan untuk naik ojek saja. Saya dan ASP dengan semangat musyawarah untuk mufakat menyepakati menunjuk MER untuk menanyakan dan menawar harga kepada tukang ojek.

Terjadilah lobi-lobi tingkat tinggi antara tukang ojek yang sudah makan asam garam kehidupan per-ojek-kan dengan MER yang sangat fasih membaca pola tukang ojek yang sedang kering penumpang. Tukang ojek membuka harga Rp 25.000 per kepala.

MER tak tinggal diam, dia menjelaskan kondisi keuangan kita, jauh dari keluarga dan sesama manusia harus saling tolong-menolong. Tukang ojek luluh. Kemenangan di pihak kami, MER mendaptkan harga RP 15.000 per kepala. Luar biasa. Di belakang kami memberi apresiasi dengan dua jempol terangkat di udara.

Namum kemenangan ini harus dibayar mahal. Drama pun dimulai.

About upik

Bujang Melayu.

Diskusi

15 respons untuk ‘Misi suci pencarian jati diri #1

  1. Okey deh.. mantap gan.. lucu

    Posted by Januardi Imam Nugroho | 16 November 2010, 7:44 AM
  2. huahaahahaaaa.

    Posted by rinaldi camil | 16 November 2010, 3:56 PM
  3. bantu sundul gaaaan….

    Posted by anak seberang | 16 November 2010, 7:34 PM
  4. JJAT BPM naik gunung aja bang.. kangeeen naik gunung :p

    Posted by Choirunnisak Fauziati | 17 November 2010, 4:09 PM
  5. astaganaga…sumpah gila banget ini blognya beneran bujang melayu….ckck…

    saya ikrarkan dalam hati kuat-kuat, I am fallin love with your blog…sangat sentimentil dan benar2 menyentuh ranah kejiwaan…::apadah::

    semangat nulis boi…anak melayu deli, pasti keren merangkai diksi..:D

    Posted by syahrazadhumeira | 19 November 2010, 4:23 AM
  6. Wah, masih berlanjut kisahnya. 🙂

    Posted by Asop | 25 November 2010, 7:25 PM
  7. hwakakakakakak… dua jempol buat lu pik….hahahaha…

    Posted by chika | 17 Desember 2010, 9:27 AM

Tinggalkan Balasan ke anak seberang Batalkan balasan